Kamis, 04 Oktober 2012

SEKATENAN


KEPERCAYAAN EKONOMI DALAM
SEKATENAN DI YOGYAKARTA DAN SURAKARTA
                                                                                
BAB I
PENDAHULUAN

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki pemeluk dari berbagai suku bangsa yang hidup di berbagai pulau. Sebelum agama islam masuk ke Indonesia, berbagai suku  telah memiliki kebudayaan dan adat istiadat masing-masing dimana budaya tersebut sudah lebih dulu mengakar di lingkungan masyarakat. Di tanah jawa khususnya budaya animisme dan dinamisme sudah menjadi kepercayaan yang lebih dulu membudaya dibandingkan agama islam itu sendiri. Oleh karena itu agama islam tidak akan mudah menyebar ditanah jawa apabila budaya dan adat istiadat yang lebih dulu ada dihilangkan begitu saja.
Karena faktor itulah para penyebar islam masa lalu di tanah jawa menggunakan pendekatan kebudayaan untuk menyebarkan agama islam di tanah jawa. Melalui ritual kebudayaan serta kesenian, para penyebar islam mengumpulkan massa untuk menyebarkan agama islam. Para Wali sebagai penyebar islam juga tidak menghilangkan upacara ritual kebudayaan seperti selamatan dan sebagainya. Salah satu upacara ritual yang masih ada hingga sekarang adalah upacara sekaten yang merupakan perwujudan dari selamatan tahunan yang diadakan oleh raja-raja hindu budha masa lalu.
Saat ini perayaan Sekaten dijadikan suatu upacara tradisional keagamaan Islam dan dianggap sebagai tradisi untuk memperingati sosialisasi masuknya Islam ke Indonesia. Tradisi Sekaten mengandung tiga dimensi penting yaitu kultural, religius, dan historis (Soelarto, 1996: 24). Sebagai suatu peristiwa keagamaan dan kebudayaan, Sekaten (Garebeg) merupakan  upacara Kerajaan yang diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Soelarto, 1996 : 41).
Setiap tahun selalu diselenggarakan upacara sekaten di keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Garebeg Maulud) atau Kasunanan Surakarta. Perayaan sekaten bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam rangka memenuhi kebutuhan religius masyarakat (Soelarto, 1996 : 24). Di samping digunakan sebagai peristiwa sosial dan ekonomi, upacara tradisional sekaten juga digunakan sebagai alat komunikasi antar sesama manusia dan dengan dunia yang ghaib. Pemahaman sebagai alat komunikasi antara dunia nyata dengan dunia ghaib akan lebih terlihat nyata melalui pemahaman simbol-simbol dan sesaji serta benda-benda ubarampe yang sering digunakan dalam upacara. Pesan-pesan ajaran agama, nilai-nilai sosial dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat  disampaikan kepada seluruh warga masyarakat. Sehingga upacara Tradisi Sekaten itu merupakan sarana sosialisasi kebudayaan dan spiritual, terutama kepada generasi muda masyarakat yang masih harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat.   

BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

1.      Pengertian dan Sejarah Sekaten
Sekaten berasal dari bahasa Arab, yaitu syahadatain yaitu kalimat syahadat yang merupakan suatu kalimat yang harus dibaca oleh seseorang untuk masuk Islam, yang mempunyai arti: Tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sekaten selain berasal dari kata syahadatain juga berasal dari kata Sahutain (menghentikan atau menghindari perkara dua, yakni sifat pelacuran dan penyelewengan ), Sakhatain (menghilangkan perkara dua, yaitu watak hewan dan sifat setan, karena watak tersebut sumber kerusakan), Sakhotain (menanamkan perkara dua, yaitu selalu memelihara budi suci atau budi luhur dan selalu menghambakan diri pada Tuhan), Sekati (setimbang, orang hidup harus bisa menimbang atau menilai hal-hal yang baik dan buruk), Sekat (batas, orang hidup harus membatasi diri untuk tidak berbuat jahat serta tahu batas-batas kebaikan dan kejahatan) (K.R.T. Haji Handipaningrat : 3).
Kerajaan Demak pada pemerintahan Raden Patah (Sultan Ngabdul Surya Ngalam I) diadakan perubahan drastis tanpa disosialisasikan dengan para Wali terlebih dahulu, yaitu Selamatan Negara Tahunan ditiadakan karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam. Hal tersebut menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang tidak bisa menerima kehendak Sultan. Bersamaan dengan ditiadakannya upacara tersebut diseluruh wilayah Kerajaan Demak timbul wabah penyakit yang banyak menyebabkan kematian  warga masyarakat. Atas nasihat Wali Sanga untuk membangkitkan lagi kepercayaan masyarakat, maka Sultan Demak berkenan mengadakan kembali Upacara Selamatan Negara Tahunan yang dikemas dan diselaraskan dengan ajaran Islam  dibawah binaan Sunan Giri dan Sunan Bonang (Wignyasubrata : 2). Tidak lama  kemudian, wabah penyakit tersebut menghilang dan rakyat hidup tenteram. Sejak saat itulah Perayaan Sekaten diselenggarakan sebagai perwujudan pengganti serta pelestarian Selamatan Negara Tahunan yang selalu diselenggarakan Raja Hindu-Budha secara turun temurun.
Nama Sekaten itu sendiri diperkenalkan oleh Raden Patah di Demak abad 16. Saat itu orang Jawa beralih memeluk agama Islam dengan mengucapkan syahadatain. Oleh karena itu, penggunaan nama Sekaten pada perayaan tersebut menjadi terkenal. Perayaan Sekaten kemudian diteruskan oleh sultan-sultan berikutnya sehingga menjadi perayaan tahunan yang diperingati oleh banyak masyarakat. Sekaten menjadi hasil dari interaksi antara budaya Hindu-Budha dan Islam yang berbentuk kebudayaan. Proses interaksi tersebut dapat membantu mempercepat  penyebaran agama islam di Pulau Jawa. Di Yogyakarta sendiri sekaten yang menjadi salah satu bentuk adat Keraton Kasultanan Yogyakarta untuk pertama kalinya diadakan oleh Sultan I Kasultanan Yogyakarta yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono I. Itulah sebabnya, sejarah Sekaten di Kasultanan Yogyakarta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu sendiri (Soelarto, 1996 : 17).
Garebeg Maulud (Sekaten) pada masa Hamengkubuwono I merupakan upacara Kerajaan yang melibatkan seluruh pegawai Keraton, seluruh aparat Kerajaan, dan seluruh lapisan masyarakat. Sekaten yang bersifat keagamaan dikaitkan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu juga menjabarkan gelar Sultan yang bersifat kemusliman. Sekaten yang menurut sejarahnya merupakan upacara tradisional keagamaan Islam dalam membentuk akhlak dan budi pekerti luhur, tetap dilestarikan oleh para pengganti  Sri Sultan Hamengkubuwono I (Soelarto, 1996 : 19). Terbentuknya tradisi Sekaten merupakan perwujudan dari masuknya dan tersosialisasinya Islam ke Indonesia secara damai, karena Islam itu sendiri tidak mengenal kekerasan. Itulah sebabnya agama Islam mendapat banyak simpati dari masyarakat di pulau Jawa.  Dalam perkembangannya tradisi Sekaten tidak lagi menjadi milik keraton atau kasunanan, tetapi masyarakat juga merasa ikut. Bagi sebagian besar masyarakat di Provinsi DIY, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan tradisi Sekaten selain dinilai sebagai upacara religius keislaman yang bercorak khas kejawen dengan segala hikmah dan berkah, juga merupakan kebanggaan daerah yang selalu mengingatkan kepada sejarah zaman keemasan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan  Senopati (Soelarto, 1996: 24). Dalam hal ini masyarakat Yogyakarta yang setiap tahun tepatnya bulan Maulud  selalu mengadakan tradisi Sekatenan menganggap upacara Sekaten sangat perlu untuk dilaksanakan. Selain melaksanakan tradisi leluhur yang telah dilaksanakan selama berabad-abad lamanya, masyarakat juga yakin Sekaten bermanfaat dan mempunyai peran penting dalam proses pembentukan akhlak dan budi pekerti luhur masyarakat. 
Tradisi Sekaten mengandung tiga dimensi penting yaitu kultural, religius, dan historis. Makna religius, berkaitan dengan kewajiban Sultan untuk mensyiarkan ajaran agama Islam dalam Kerajaannya, sesuai dengan kedudukan dan peranan Sultan sebagai yang tercantum dalam rangkaian gelarnya.  Makna historis, berkaitan dengan keabsahan  Sultan dan Kerajaannya sebagai ahli waris yang sah dari Panembahan Senopati serta Kerajaan Mataram Islam.  Makna Kultural, berkaitan dengan Sultan sebagai pemimpin suku bangsa Jawa warisan para leluhur yang sangat kuat diwarnai oleh kepercayaan  lama (Soelarto, 1996 : 24).  Keterangan diatas merupakan sejarah dari perayaan Sekaten yang secara terus-menerus menunjukkan toleransi dalam sikap religius dan sikap kultural bangsa Jawa yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dari ratusan suku bangsa se-nusantara  yang membentuk kepribadian bangsa Indonesia pada masa kini (Soelarto, 1996 : 24).




2.      Prosesi Sekaten
Serangkaian upacara Sekatenan di yogyakarta terdiri dari :
a.    Perayaan Upacara Sekaten pertama kali diawali dengan diadakannya Slametan atau Wilujengan yang bertujuan untuk mencari ketentraman dan ketenangan. Ini juga menandai kegiatan Pasar Malam Perayaan Sekaten dimulai. Pasar Malam ini berlangsung kurang lebih 40 hari sebelum perayaan Garebeg Maulud tiba. Pada  perayaan Sekaten ini masyarakat banyak yang berkunjung dan bertujuan untuk mencari hiburan atau membeli makanan khas yang dijual pada Pasar Malam itu.
b.   Satu minggu sebelum puncak acara Sekaten, gamelan dikeluarkan dari Keraton dibawa ke Masjid Agung Yogyakarta untuk kemudian diletakkan di Pagongan Utara dan Pagongan Selatan atau Miyos Gongso oleh Abdi Dalem Kawedanan Hageng Punokawan Kridhomardowo yang bertugas dalam bidang kesenian dan Abdi  Dalem Konco Gladhag yang membawa gamelan serta perangkatnya dari Keraton ke Pagongan Utara dan Pagongan Selatan Masjid Agung Yogyakarta. Selama satu minggu gamelan dibunyikan terus kecuali pada jam-jam tertentu yaitu saat adzan dikumandangkan dan pada hari jum’at. Gamelan dibunyikan oleh Abdi Dalem Kawedanan Hageng Punokawan Kridhomardowo. Gamelan dipakai sebagai media atau alat untuk dakwah Islam karena dengan membunyikan gamelan Jawa dan segala macam bentuk keseniannya, maka masyarakat akan datang.
c.    Rangkaian upacara Sekaten yang selanjutnya ialah Upacara Numplak Wajik yang berlokasi di Magangan Kidul. Upacara Numplak Wajik sebagai awal dimulainya pembuatan gunungan wadon. Upacara Numplak Wajik diawali dengan iringan  Gejog Lesung  yang dilakukan oleh Abdi Dalem Konco Gladhag. Tujuannya agar dalam pembuatan gunungan wadon tersebut dapat berjalan lancar. Sebelum upacara ini dimulai biasanya diberikan sesaji oleh Abdi Dalem Keparak Para Gusti agar dalam pembuatan gunungan ini tidak mengalami hambatan.
d.   Acara selanjutnya dilaksanakan Miyos Dalem di Masjid Agung Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh Sri Sultan, pembesar Keraton, para Bupati, Abdi Dalem Keraton dan masyarakat Yogyakarta. Pada upacara Miyos Dalem, dihadapan Sri Sultan dan pembesar Keraton dibacakan Siratun Nabi  (riwayat hidup Nabi Muhammad SAW). Sebelum Miyos Dalem dilaksanakan, Sri Sultan menyebar udhik-udhik yang telah disiapkan oleh Abdi Dalem Keparak Para Gusti di depan pintu Pagongan Selatan dan Pagongan Utara Masjid Agung Yogya dimana selama 7 hari berturut-turut kedua Gamelan sekaten dibunyikan yaitu Gamelan Kanjeng Kiai Guntur Madu dan Gamelan Kanjeng Kiai Nagawilaga dihadapan masyarakat yang hadir. Miyos Dalem berakhir ditandai dengan pelaksanaan Kondur Gongso atau gamelan dibawa masuk lagi ke Keraton.
e.    Sebagai rangkaian upacara  terakhir dari Tradisi Sekatenan yaitu puncak acara  Garebeg Maulud, yang ditandai dengan dikeluarkannya Hajad Dalem Pareden (gunungan) tepat tanggal 12 bulan. Dalam Garebeg Maulud ini Sri Sultan mengeluarkan Hajad Dalem berupa 6 buah gunungan, diantaranya adalah 2 buah  gunungan lanang (1 buah gunungan untuk berkat ke Pakualaman), 1 buah gunungan wadon, 1 buah gunungan dharat, 1 buah gunungan gepak, dan 1 buah gunungan pawuhan. Gunungan itu nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat. Ketika gunungan diperebutkan oleh masyarakat. Sebagian masyarakat berusaha untuk mendapatkan bagian dari gunungan  itu, seperti hiasan telur ataupun hiasan kue-kue. Mereka percaya bahwa dengan mendapatkan bagian dari gunungan itu, mereka akan mendapatkan berkah. Biasanya setelah mereka mendapatkan bagian dari gunungan itu, mereka meletakkan bagian dari gunungan itu di sawah mereka, tujuannya agar sawah yang mereka miliki dapat tumbuh subur dan panen dapat berhasil. Selain bagian dari gunungan, yang menjadi sasaran dari masyarakat ialah hiasan bunga melati yang dipakai pada keris Pandega. Masyarakat percaya bahwa dengan mendapatkan sesuatu milik keluarga Keraton, mereka akan mendapatkan berkah dari benda yang dimilikinya.
3.      Makna Benda-benda sebagai perlengkapan sekaten
Dalam upacara Sekaten terdapat gunungan yang merupakan simbol atau lambang yang bermakna positif. Berbagai jenis makanan yang disiapkan dalam gunungan tersebut mengandung nilai-nilai luhur dan harapan yang baik bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap makanan atau sesaji yang terdapat dalam gunungan, canthangbalung, sirih, dan lain sebagainya yang terdapat pada Upacara Tradisi Sekaten tersebut sebagai berikut:
a.       Gunungan kakung, Gunungan selain bermakna kesuburan juga mempunyai arti sifat baik, sedangkan gunungan putri melambangkan sifat buruk. Dua sifat ini bila berdiri sendiri akan menimbulkan sifat perusak, sehingga dua sifat ini harus disatukan. Disinilah peran raja untuk menyatukan dua kekuatan itu sehingga akan menjadi satu kekuatan yang besar untuk kejayaan keraton. Dari hal tersebut raja mengeluarkan sepasang gunungan pada waktu perayaan sekaten. Gunungan kakung juga menggambarkan tentang dunia dan isinya yang mencakup berbagai unsur didalamnya, seperti bumi, langit, tumbuh-tumbuhan, api, hewan, dan manusia itu sendiri dengan berbagai jenis dan sifat-sifatnya..
b.      Bendera merah putih, ditempatkan pada ujung gunungan, berjumlah lima buah sebagai lambang dari sebuah negara atau kerajaan. Warna merah bermakna semangat atau kebenaran, sedangkan warna putih berarti suci. Warna merah putih menunjukkan istilah pada kerajaan Majapahit yaitu istilah gula klapa yang melambangkan bahwa orang harus mempunyai sifat dan semangat keberanian serta kesucian.
c.       Cakra, merupakan puncak dari pangkal berdirinya gunungan yang mempunyai makna senjata atau pusaka milik dari Prabu Kresna yang mempunyai kekuatan dahsyat dalam menegakkan keadilan. Selain itu cakra merupakan simbol dari hati yang merupakan petunjuk dan pemimpin dalam kehidupan. Perjalanan cakra adalah berputar yang bermakna bahwa roda kehidupan manusia itu selalu berputar, manusia harus selalu ingat kepada Tuhan dalam keadaan senang maupun susah.
d.      Wapen, merupakan simbol yang digunakan sebagai lambang. Adapun wapen dalam gunungan bermakna petunjuk bagi keselamatan dan kekuasaan dari Raja yang bertahta.
e.       Kampuh, merupakan kain berwarna merah putih yang menutupi jodhang (tempat makanan) yang bermakna kesusilaan. kampuh dibuat sebagus mungkin yang membuktikan kepribadian, pepatah Jawa mengatakan ajining salira saka busana yang berarti dihormatinya seseorang karena pakaiannya.
f.       Entho-entho, merupakan makanan berbentuk bulat telur yang terbuat dari tepung beras ketan yang dikeringkan hingga keras, kemudian digoreng. Hal ini bermakna keteguhan hati dalam menghadapi masalah kehidupan dunia.
g.      Telur asin, melambangkan amal. Adapun makna lain bahwa terbagi dua bagian, bagian kuning melambangkan laki-laki, dan bagian putih adalah perempuan. Kemudian keduanya bersatu dan terjadi manusia baru.
h.      Bahan perlengkapan dalam gunungan kakung seperti tebu, cabe, daun pisang, terong, wortel, mentimun, kacang panjang dan daging yang kesemuanya merupakan hasil dari bumi yang dinikmati manusia. Dan juga dami (batang padi), jodhang, sujen, peniti, jarum bundel, dan samir jene. Bahan-bahan hasil bumi tersebut merupakan lambang dari kesuburan bumi.
i.        Gunungan putri, Gunungan putri melambangkan putri sejati yang menggambarkan bahwa seorang wanita harus memiliki badan dan pikiran yang dingin, sehingga dia mempunyai penangkal untuk menahan isu-isu yang datang dari luar, baik yang menjelek-jelekkan dirinya maupun keluarganya dan dapat menyimpan rahasia manusia atau keluarganya. Adapun isi dari gunungan putri merupakan makna dan lambang dari kewajiban wanita untuk menjaga dan mengerjakan urusan belakang atau kebutuhan rumah tangga. Gunungan putri berjalan di belakang gunungan kakung dan gunungan anakan, yang merupakan simbol bahwa istri bertugas sebagai pengasuh utama dari anak dan bertanggungjawab menjaga keselamatan rumah tangga.
j.        Eter, terbuat dari seng berbentuk jantung manusia atau bunga pisang (tuntut) yang bermakna sebagai api yang menyala, yaitu semangat hidup yang menyala terus. Eter juga berwujud jantung yang merupakan pusat kebatinan atau rohani, hal ini ada pertimbangan kewajiban lahir batin atau dengan Allah dan sesama manusia.
k.      Bunga sebagai pengharum, mempunyai dua makna yang terkandung di dalamnya, yaitu makna lahiriah dapat mendekatkan atau mendatangkan berkah bagi yang cocok dan menjauhkan bagi yang tidak cocok. Sedangkan makna batiniah yaitu kemuliaan atau keharuman jati diri manusia yang diperoleh dengan amal yang baik.
l.        Jajanan, yang terdiri dari jadah, wajik, dan jenang sebagai isi dari jodhang yang menggambarkan hasil karya wanita dalam dapur atau rumah tangga.
m.    Uang logam, bermakna sebagai sarana memperoleh kebutuhan lahiriah manusia dalam hidup di dunia, dan bermakna batiniah sebagai simbol cobaan atau ujian hidup manusia yang dapat menggunakan dan mendatangkan keresahan bagi yang tidak dapat menggunakan.
n.      Gunungan anakan, bermakna bahwa anak dari sebuah rumah tangga yang sudah tentu diharapkan oleh orang tuanya, anak dapat menyambung sejarah keluarga atau dapat mikul dhuwur mendhem jero, artinya menjunjung harkat dan martabat orang tua dengan cara menjaga nama baik orang tua atau dalam agama Islam dikenal dengan istilah anak sholeh yang berbakti dan mau mendoakan orang tuanya.
o.      Ancak cantaka, merupakan sedekah para abdi dalem dan kerabat keraton yang dikeluarkan oleh raja karena mereka ada di dalam lindungan-Nya. Melambangkan kehidupan yang makmur tercukupi kebutuhan jasmani dan rohani. Terbinanya kehidupan beragama dan tersedianya kebutuhan di dunia yaitu sandang, pangan, dan papan.
p.      Sega uduk atau nasi gurih dengan perlengkapan daging ayam (ingkung), kedelai, dan pisang raja. Maknanya sebagai lambang kehidupan yang enak atau baik, sedang yang dituju adalah untuk para Nabi dan wali.
q.      Sega janganan atau nasi sayuran, melambangkan kehidupan tercukupi (duniawi), sedang yang dituju adalah para roh.
r.        Sega asahan, bermakna untuk menyucikan lahir dan batin.
s.       Buah-buahan atau jajan pasar, bermakna sebagai penolak balak atau menyingkirkan segala sumber bahaya atau bencana yang akan terjadi.
t.        Sirih, menurut kepercayaan masyarakat, barang siapa yang memakan sirih tepat pada saat gamelan sekaten berbunyi untuk pertama kalinya akan awet muda. Maka banyak orang yang berjualan sirih pada perayaan sekaten.
u.      Canthangbalung, Canthangbalung adalah abdi dalem yang bertugas membuat orang lain menjadi gembira. Disebut Canthangbalung karena mereka membawa kepyak dari tulang yang diselipkan pada jari-jari dan selalu dibunyikan dengan irama “crek, crek, crek”. Canthangbalung dengan gayanya yang lucu dimaksudkan untuk orang yang mengikuti konsep dualis yang berlaku menguji kesungguhan dan keteguhan iman pepatih dalem dalam mengemban perintah.
v.      Pecut, adalah salah satu barang yang dijual dalam sekaten. Oleh masyarakat, pecut yang dibeli saat sekaten dipercaya dapat menghindarkan ternak dari penyakit dan berkembang biak bagi para peternak sapi/kambing.
Benda-benda perlengkapan sekaten tersebut dianggap sebagai perantara untuk mendapatkan berkah kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik serta menuju kemakmuran.


BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN

Latar belakang sejarah pelaksanaan Tradisi Sekaten terkait erat dengan tradisi sejak zaman Kasultanan Demak untuk menyiarkan agama Islam. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan keraton surakarta kemudian melaksanakan tradisi  leluhurnya sebagai tradisi upacara kebudayaan dan keislaman yang bercorak khas kejawen tersebut. Tradisi Sekaten merupakan upacara keagamaan yang diadakan setiap tahun bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Itulah sebabnya Garebeg yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut Garebeg Maulud. Namun di Yogyakarta dan Surakarta, perayaan Garebeg Maulud lebih dikenal dengan nama Sekatenan. Bagi masyarakat Yogyakarta, tradisi Sekaten di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mempunyai makna religius, historis dan kultural. Peringatan tradisi Sekaten sebagai upacara keagamaan yang bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW bertujuan untuk menghormati kehadirannya di dunia ini dan untuk memetik suri teladan kehidupan Rasulullah SAW.
Dalam upacara sekatenan masyarakat memperebutkan gunungan yang dipercaya sebagai berkah bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Dengan kata lain dengan benda-benda yang berasal dari gunungan sekaten tersebut, masyarakat mengharapkan kehidupan ekonomi dan mereka bisa diperbaiki sehingga bisa menuju kehidupan yang lebih makmur.


DAFTAR PUSTAKA

Soelarto, B. 1996. Garebeg Di Kasultanan Yogyakarta. Yogyakarta : Kanisius.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. jakarta : Balai Pustaka.
GPH. Poeger. 2002. Sekaten. Karaton Surakarta: Kapustakan Sono Pustoko Karaton Surakarta
KRT. Haji Handipaningrat. Perayaan Sekaten. Surakarta: Kapustakan Sono Pustoko Karaton Surakarta.
Wignyasubrata. Sekaten di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.  Yogyakarta : Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sabtu, 24 Desember 2011

Masyarakat Madani

 Masyarakat madani

Berikut in akan dikemukakan beberapa definisi civil society diantaranya:
1.    Definisi yang dikemukakan oleh Zbigniew Rau dengan latar belakang kajiannya pada kawasan Eropa Timur dan Uni Sovyet. Ia mengatakan bahwa civil society adalah suatu masyarakat yang berkembang dari sejarah, yang mengandalkan ruang dimana individu dan perkumpulan tempat mereka bergabung, bersaing satu sama lain guna mencapai nilai-nilai yang mereka yakini.
2.    Yang digambarkan oleh Han Sung-Joo dengan latar belakag kasus Korea Selatan. Ia mengatakan bahwa civil society merupkan sebuha kerangka hokum yang melindungi dan menjamin hak-hak dasar individu yang mampu mengartikulsikan isu-isu politik, gerakan warga Negara yang mampu mengendalikan diri dan independen, yan secara bersama-sama mngakui nnorma-norma dan budaya yang menjadi identitas dan solidaritas yag terbentuk serta pada akhirnya akan terdapat kelompok inti dalam civi society ini.
3.    Definisi yang dikemuakan oleh Kim Sunhyuk, juga dalam konteks Korea Selatan. Ia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan civil society adalah suatu satuan yang terdiri dari kelopok-kelompok yang secara mandiri menghipun dirinya dan gerakan-gerakan dalam masyarakat secara realatif otonom dari Negara, yg merupakan satuan-satuan dasar dari reproduksi dan masyarakat poitik yang mampu melakukan kegiatan politik dalam suatu ruang publik, guna menyatakan kepeduian mereka dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka menurut perinsip-perinsip pluralism dan pengelolaan yang mandiri.
Akan tetapi secara global dari ketiga batasan di atas dapat ditarik benang emas, bahwa yang dimaksud dengan civil society adalah sebuah kelompok atau tatanan masyarakat yang berdiri secara mandiri di hadapan penguasa dan Negara,memiliki ruang public(public sphere) dalam mengemukakan pendapat,adanya lembaga-lembaga yang mandiri yang dapat menyalurkan aspirasi dan kepentingan publik.

Di Indonesia, terma civil society mengalami penerjemahan yang berbeda-beda dengan sudut pandang yang berbeda pula, seperti
1.    Masyarakat madani
Konsep ini merupakan penerjemahan istilh dari konsep civil society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada Simposium Nasional dalam rangka forum ilmah pada acara festival Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.
Lebih lanjut Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah system social yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kesetabilan masyarakat.
2.    Masyarakat sipil
Merupakan penurunan langsung dari terma civil society. Istilah ini banyak dikemukakan oleh Mansur Faqih untuk menyebutkan prasyarat masyarakt dan Negara dalam rangka proses penciptaan dunia secara mendasar baru dan lebih baik.
3.    Masyarakat kewargaan
Konsep ini pernah digulirkan dalam sebuah seminar nasional asosiasi ilmu politik Indonesia XII di Kupang Nusa Tenggara timur.
Wacana ini diguliran oleh M. Ryas Rasyid  dengan tulisannya “Perkembangan pemikiran masyarakat kewargaan.” Riswanda Immawan dengan karyanya “Recruitment kepemimpinan dalam masyarakat dalam kewargaan dalam dalam politik Malaysia.  Konsep ini merupakan respon dari keinginan untuk menciptkan warga Negara sebagai bagian integral Negara yang mempunyai andil dalam setiap perkembangan dan kemajuan Negara (state).
4.    Civil society
Terma ini (dengan tidak menerjemahkannya) merupakan konsep yang digulirkan oleh Muhammad AS. Hikam. Menurutnya konsep civil society yang merupakan warisan wacana yang berasal dari Eropa Barat, akan lebih mendekati substansinya jika tetap disebutkan dengan istilah aslinya. Menurutnya pengertian civil society (dengan memegang konsep de ‘Tocquiville) adalah wilayah-wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating) dan keswadayaan(self-supproting), kemandirian tinggi berhadapan dengan Negara dan keterkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai hokum yang diikutim oleh warganya.

Kamis, 22 Desember 2011

Manfaat Madu






Manfaat madu bagi kesehatan – Kapan sebenarnya manusia mulai memanfaatkan madu? Aktifitas mengumpulkan madu konon sudah berlangsung sejak 10.000 tahun yang lalu. Bukti yang mengandung pendapat ini adalah temuan gambar pada dinding di sebuah gua di Valensia, Spanyol. Gambar tersebut memperlihatkan dua laki-laki menggunakan tangga yang terbuat dari sejenis rumput liar sedang meraih sarang lebah berisi madu. Pada awalnya, manusia lebih memanfaatkan madu sebagai makanan. Kemudian, pemakaian madu tidak lagi terbatas hanya dikonsumsi sebagai pemanis.
Sumber energi
Pada masa lalu, para atlet Romawi dan Yunani kuno meminum madu sebelum dan sesudah bertanding sebagai obat untuk stamina dan pemulih energi. Selama berabad-abad madu memang dikenal sebagai bahan bakar para olahragawan ini karena madu mengandung gula yang cepat diserap oleh sistem pencernaan jadi madu adalah sumber energi instan. Hingga kini, dalam dunia olahraga madu diberikan sebelum pertandingan dan sebagai pengganti karbohidrat yang digunakan pada saat latihan.
Seefektif glukosa
Hasil riset yang dikeluarkan sebuah jurnal kesehatan menyebutkan kadar glycemic index (GI ukuran untuk mengukur dampak negatif makanan dalam gula darah) yang rendah pada madu memperlambat penyerapan gula dalam darah sehingga lebih menyehatkan sistem pencernaan dan menjamin ketersediaan karbohidrat selama berolahraga. Sementara itu, Laboratorium Nutrisi di Universitas Mempish menyatakan bahwa madu seefektif glukosa pengganti karbohidrat selama pemanasan.
Penyembuh luka
Dalam dunia pengobatan masyarakat Yunani dan Romawi memelopori penggunaan madu untuk mengobati hidung tersumbat sementara itu bangsa mesir kuno menjadi pelopor pemanfaatan madu untuk mengobati luka. Mereka membuat salep dari madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat tusukan benda tajam.
Sebagai antibiotik
Setelah ribuan tahun digunakan, khasiat madu sebagai obat luka terungkap secara ilmiah. Madu bekerja sebagai antibiotik alami yang sangggup mengalahkan bakteri mematikan. Madu sangat asam sehingga tidak cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri. Madu menghasilkan hidrogen peroksida yang merupakan anti septik luar biasa. Proses osmosis di dalam madu membasmi bakteri kekentalan madu yang sedikit mengandung air menghasilkan proses osmosis menyerap air dari bakteri pada luka dan luka bakar, tak ubahnya spons menyerap air. Madu mengeringkan bakteri sehingga bakteri sulit tumbuh.
Membunuh kuman
Kandungan gizi yang luar biasa antara lain asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit. Madu mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab panyakit infeksi. Mengikuti bangsa mesir kuno setelah menempuh kajian untuk menemukan fakta ilmiah, salep madu untuk luka kini di produksi di Australia.
Terapi
Bangsaa Mesir dikenal paling piawai meramu obat dari bahan-bahan alami. Madu termasuk dalam 500 resep obat dari 900 resep yang diketahui. Pengobatan modern yang mengacu pada terapi kuno penggunaan madu dari Mesir puas dengan hasilnya.
Mengobati borok
RS Universitas Wisconsin Medical School and Public Health misalnya, Menerapkan terapi madu bagi borok yang diderita penderita diabetes. Uji coba terhadap seorang pasien berusia 79 tahun berhasil menyembuhkan borok pada jari kakinya. Sang pasien bahkan tidak jadi diamputasi berkat terapi madu tersebut.
Antioksidan
Di Selandia Baru, terapi madu berhasil menyembuhkan lecet pada punggung pasien yang terlalu lama terbaring di ranjang rumah sakit. Di Uni Emirat Arab, terapi madu untuk luka akibat herpes bibir dan alat kelamin mempercepat penyambuhan dan mengurangi rasa sakit. Sementara itu untuk membuktikan peran madu sebagai antioksidan peneliti di Universitas California membuktikan konsumsi madu mampu meningkatkan antioksidan dalam darah. Uji coba pada tikus untuk mengkaji kemampuan madu meningkatkan penyerapan kalsium memberikan hasil memuaskan. Riset di Universitas Purdue itu menyimpulkan, konsumsi suplemen kalsium bersama madu mampu meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh.
Awet muda
Mengapa Ibu Suri Kerajaan Inggris dan Ratu Elizabeth berumur panjang? Bisa diyakini, madu berperan besar dalam menjaga kesehatan sehingga membuat keduannya berumur panjang. Bagi keluarga Kerajaan inggris, sarapan madu adalah kebiasaan setiap hari mereka mengoleskan madu berkualitas tinggi pada roti. Manis alami madu digunakan di Inggris hingga pertengahan abad ke-17. Kebiasaan tersebut sempat berubah ketika gula yang dianggap lebih berkelas mulai di produksi. Namun setelah gula semakin meluas pemakaiannya tak lagi terbatas pada kalangan atas, keluarga kerajaan kembali mengkonsumsi madu. Itulah sebabnya kesehatan mereka terjaga dengan baik.

Hewan pemakan darah

10 Binatang Penghisap Darah


Konsumsi darah secara ilmiah dikenal sebagai haematophagy, dan organisme yang mengkonsumsi sebagian atau secara eksklusif pada darah disebut haematophagous.Sebagai omnivora non-parasit, mudah bagi kita untuk menjelekkan gaya hidup yang tampaknya asing, tapi mempertimbangkan fakta bahwa makhluk lain, termasuk diri kita sendiri, terus dipaksa untuk membunuh untuk bertahan hidup.
Hewan-hewan yang akan anda kenali mungkin tampak licik, menyeramkan atau bahkan kejam, tetapi ini adalah hewan yang telah beradaptasi untuk memakan makhluk lain tanpa membunuh mereka.Secara Rasional, menghisap sedikit darah jauh lebih efisien dan aman daripada merobek kaki dan merobohkan antelop.
10.Kutu loncat

Walaupun ada berbagai serangga yang memakan darah, kutu adalah kelompok terbesar untuk dengan 100 jenis haematophagous%, dengan lebih dari 2000 spesies yang diketahui sangat , mereka beradatasi dengan hidup dari darah mamalia.
fleksibelitas mereka adalah, tubuh yang tipis namun padat seperti lapis baja yang sempurna untuk “berenang” dengan cepat melalui bulu tebal, menolak upaya tuan rumah untuk mencakar atau menggigit mereka keluar.
Kutu tidak pernah punya sayap (yang akan memperlambat mereka pada pelarian mereka) tapi kompensasi dengan kaki yang uar biasa, yang memungkinkan mereka untuk melompat lebih dari 200 kali panjang tubuh mereka untuk datang dan pergi dari masngsa mereka.
Mereka memulai hidup mereka sebagai seperti larva belatung, yang tidak menggigit, tetapi memakan puing-puing seperti kulit mati, rambut, bulu atau bahkan sampah orang tua mereka.Ya, kutu ibu tidak akan hanya minum darah Anda, tetapi kotoran mereka, mereka berikan ke bayi-bayinya.
Sementara kutu sebagian besar senang makan dan berjalan, beberapa spesies yang dikenal sebagai “sticktight” kutu ini punya metode makan agak tidak menyenangkan, ia menyusup seluruh tubuhnya jauh di bawah kulit mamalia, membengkak sampai ukuran kacang polong, meletakkan telurnya dan mati, masih tertanam dalam daging di mana hal itu dapat menyebabkan infeksi bakteri.Kutu loncat tidak sama dengan kutu, yang tidak masuk dari daftar ini.Kutu adalah arakhnida dengan delapan berkaki.
9.Kutu busuk

Awalnya hanya disebut serangga dari ordo Hemiptera, yang meliputi kutu busuk, bug pembunuh, waterbugs, kutu daun, jangkrik dan banyak lainnya.Kebanyakan serangga ini tidak berbahaya, tetapi yang jahat adalah “kutu busuk” di antara beberapa varietas parasit.
Sesuai dengan nama mereka, makhluk-makhluk bersayap bersembunyi di bahan bersarang vertebrata yang lebih besar (seperti kasur dan bantal Anda) untuk menghisap darah saat mangsanya tidur.Sangat ulet, mereka beradaptasi secara cepat terhadap penyakit dan pestisida, membuat mereka sangat sulit untuk dibasmi.
Adaptasi yang cepat ini disebabkan sebagian kebiasaan keras mereka BEreproduksi; untuk kawin, laki-laki harus mengalahkan yang lebih besar, lalu kawin dengan betina dengan cara menikam melalui exoskeletonnya alat kelamin berbilah, dan betina harus cukup kuat untuk bertahan dari luka-luka untuk meletakkan telur, yang berarti hanya dari pasangan kutu yang tangguh yang akan melahirkan bayi-bayi kutu baru.
Pada beberapa spesies eksotik, kutu busuk betina bahkan memiliki lingga berbilah sendiri, membuat perkawinan mereka seperti pertandingan anggar dengan kekerasan.
8. Lintah

Terkait dengan cacing tanah dan Annelida lainnya, lintah dapat ditemukan di seluruh dunia baik di darat dan di air. Kebanyakan spesies ini karnivora, menggerogoti invertebrata kecil atau bahkan telur ikan dan katak, tapi lintah haematophagous terkenal dipersenjatai dengan lingkaran, seperti gigi dan anestesi, senyawa antikoagulan dalam air liur mereka, yang memungkinkan mereka untuk membuat irisan, kecil tanpa rasa sakit pada mangsa mereka yang menyemburkan darah selama berjam-jam.
Dalam zaman Purba, diyakini bahwa lintah dapat mengobati hampir semua penyakit dengan menghapus kelebihan darah “buruk”, dan sementara yang sekarang kita kenal ini tidak pernah benar, efisiensi mereka di pengeringan darah masih menarik bagi ilmu kedokteran, dan lintah bahkan telah digunakan untuk menghilangkan gumpalan berbahaya pada kaki yang disambungkan.
Ternyata Lintah Lebih kompleks dari yang kita pikirkan, lintah memiliki beberapa hati, juga banyak otak dan pada beberapa spesies mempunyai sekelompok mata kecil.Banyak spesies bahkan terus dekat mengawasi anak mereka, membentuk sebuah kepompong pelindung di sekitar telur dan membawa bayi mungil di punggung mereka sampai mereka bisa berjuang sendiri.
7.Ngengat vampir

Kebanyakan ngengat dan kupu-kupu memakan nektar atau bahkan tidak pernah makan sama sekali,masa hidupnya hanya cukup untuk kawin.Setidaknya satu ngengat, bagaimanapun, menggunakan belalai tajam untuk mengebor melalui kulit mamalia menuju aliran darah.
Saat darah inang mengalir melalui mulut-seperti jerami, hal itu menyebabkan mahluk kecil ini untuk meningkatkan dan mengait ke dalam daging sampai proses makan selesai.Kebalikannya dengan nyamuk, hanya ngengat jantan yang menjadi vampir – ia menggunakan sumber energi alternatif ini dengan baik, karena ngengat betina menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk beristirahat dan menunggu sementara laki-laki dibiarkan untuk berpetualang jauh untuk mencari pasangan.
6. Kelelawar vampire

Yang paling terkenal dari semua peminum darah dan arguably mamalia parasit , hanya ada tiga jenis kelelawar vampir atau Desmodontidae, semua asli Amerika.Mereka adalah satu2nya kelelawar yang bisa berjalan di tanah dan bahkan berdiam lama di tanah, hal itu memungkinkan mereka untuk dekat dengan hewan tidur yang lebih besar dan merayap pada mereka.
aksi mereka yang licin, gigi tajam bak pisau cukur membuat irisan kecil di daging mangsanya dengan sedikit rasa sakit, dan air liur anticoagulant mereka membuat darah mengalir dengan bebas .
Sementara hampir semua kelelawar komunal, kelelawar vampir adalah kelelawar yang dikenal untuk merawat anak mereka, bahkan mereka mengadopsi anak kelelawar vampir lain yang yatim piatu dan menganggapnya sebagai anak mereka sendiri.
5. Lamprey

Agnatha atau “ikan tanpa rahang” pernah menjadi vertebrata planet bumi ini paling awal dan dominan, muncul jutaan tahun yang lalu di jaman purba yang dikuasai oleh moluska bertentakel dan artropoda berduri.
Saat ini, contoh hidup hanya dari nenek moyang amis adalah “slime hags” scavenging (yang cukup menarik, tapi tidak haematophagous) dan pengisap darah berwajah “lamprey.” Banyak Spesies lamprey Banyak memunyai filter untuk makanan tidak berbahaya, tetapi beberapa varietas yang terkenal adalah benar-benar parasit .
Menempel pada ikan lain, mereka menempel dan menyusup melalui daging sampai mereka mencapai darah atau cairan tubuh lainnya, dan mungkin membunuh sang mangsa yang tidak cukup kuat untuk bertahan dari banyak cairan atau darah yang hilang
Meskipun mereka tampak primitif dan ganas, lamprey juga ibu berbakti yang bermigrasi jauh untuk bertelur dan secara hati-hati membuat tumpukan batu untuk menjadi sarang pelindung telur-telur mereka.
4.Candiru

Mahluk dari Amazon ini ikan patin yang relatif kecil secara luas terkenal karena kebiasaan langka yang berenang ke dalam uterus dan saluran pembuangan mamalia besar (seperti manusia) yang cukup bodoh untuk buang air kecil di sungai.Ini murni disengaja (dan fatal) pada bagian Candiru dilengkapi dengan pelacak jejak urin untuk aliran air dari insang ikan yang lebih besar.
tubuh mungil mereka, secara khusus disesuaikan dengan insang yang mendeteksi darah yang kaya, dimana mereka menggunakan rahang kecil mereka menggigit ke dalam bagian tubuh mangsanya dan berpesta.
3. Siput Torpedo

Mungkin ini adalah mahluk yang tak seperti vampir, Cancellaria cooperi adalah spesies siput laut yang memangsa hampir semata-mata pada darah Torpediformes atau sinar “listrik” .Sesuai dengan nama mereka, ini sepupu ikan pari dapat memberikan sengatan hingga 220 volt untuk melumpuhkan mangsa dan musuhnya, tetapi parasit adalah masalah lain.
Siput lambat tapi persisten sedikit dapat mencium lapisan lendir seorang Torpedo dari beberapa kaki jauhnya, dan menggunakan tabung, panjang dan tipis untuk mengalirkan darah tanpa menyebabkan ikan sakit atau tidak nyaman.
2.Burung Pipit Vampire

Kepulauan Galapagos yang terkenal rumah bagi beragam burung pipit kecil, erat terkait tetapi disesuaikan dengan sumber makanan dari masing-masing pulau dengan paruh khusus mereka.
Tidak ada yang mungkin begitu aneh seperti septentrionalis Geospiza difficilis, burung yang hanya diketahui secara teratur mengkonsumsi suplemen diet dengan darah segar.
Ini saham chunk yang agak sepi tanah dengan ribuan boobies jauh lebih besar (burung, dummy), yang bahkan tidak tampak untuk melawan sebagai pipit yang relatif kecil mematuk lubang sedikit menakutkan di tubuh mereka.
Telah berteori bahwa pipit sekali dirasuki parasit burung, yang akan mengembangkan naluri untuk mengabaikan aksi menyakitkan untuk keuntungan mereka sendiri.
Pipit yang belajar untuk memakan darah dari luka untuk makanan tambahan kecil ini mungkin survivor yang lebih baik saat makanan di pulau ini banyak berkurang, sehingga mereka perlahan-lahan bergeser menjadi hewan pemakan darah Untuk menambahkan penghinaan ke luka, pipit ini juga dapat memangsa telur , mendorong mereka keluar dari sarang mereka untuk istirahat mereka terbuka.
1. Lalat

Diptera atau lalat sejati termasuk ribuan spesies yang diketahui, dan sementara kebanyakan lalat tidak berbahaya, peminum nektar, pemulung yang menguntungkan atau pemangsa serangga lain, Diptera juga menemukan lebih banyak cara untuk menghisap darah dari suatu perintah lain dalam kerajaan binatang .
beberpa jenis betina dari Culicidae – nyamuk terkenal – mulut mereka menggunakan jarum suntik-seperti untuk menarik darah dari mamalia dan mengirimkan parasit yang membunuh makhluk lebih manusiawi setiap tahun dari semua kekuatan alam lainnya yang dikombinasikan.
“Lalat kuda” adalah sedikit lebih kasar, dengan menggunakan mulut seperti pisau cukur bermata untuk mengiris daging terbuka dan meminum darah yang merembes keluar.midges Menggigit dan agas dapat hampir terlalu kecil untuk dilihat sampai puluhan gigitan berduri terjadi.
Lebih tidak biasa adalah Hippoboscidae atau “louseflies,” beberapa di antaranya hidup di dalam mangsa besar mereka samapi dewasa dan bahkan tidak punya sayap!
Bahkan ada lalat dengan larva pengisap darah , seperti “Belatung lantai dari Kongo” crawler ini mengambil isyarat dari kutu busuk dan minum darah korban tidur dengan mulut mereka yang seperti lintah.